Senin, 21 Desember 2009

KI AGENG SELO PEMEGANG PETIR

KI AGENG SELO SEORANG TOKOH SAKTI
Ki Ageng Selo Seorang tokoh yang berasal dari Desa Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan.Beliau adalah keturunan dari kerajaan Majapahit. Raja Majapahit yang terakhir bernama Kretabhumi dengan istri permaisuri Wandan Sari melahirkan Ki Bondan Kejawen. Bondan Kejawen memiliki putra Ki Getas Pendawa. Ki Getas Pendawa punya putra Ki Ageng Selo (Bagus Songgom / Abdur Rahman). Ki Ageng Selo berputra Ki Ageng Ngenis. Ki Ageng Ngenis Punya putra Ki Ageng Pemanahan yang berputra Senopati. Senopati menjadi raja Mataram bergelar "Panembahan Senopati Ing Ngalogo Syayidin Panatagama Kalifattullah".
Bagus Songgom masa muda seorang murid kinasih Sunan Kalijaga. Sebagai seorang yang tekun beribadah beliau menunjukkan kemampuan dan kesaktiannya. Kendati demikian sebagai seorang anak yang hidup di desa, beliau tetap aktif mengerjakan sawah.
Pada saat melakukan aktivitas rutinnya itulah masyarakat luar mulai mengenal keberadaan Bagus songgom. Pada saat inilah kejadian aneh / ajaib dilihat masyarakat disekitarnya. Di tengah - tengah asik mencangkul di sawah yang kebetulan turun hujan, tiba - tiba petir menyambar - nyambar tiada henti- hentinya. Orang - orang mulai tercengang mana kala melihat petir menyambar dengan kerasnya kepada Ki Abdurrahman / Bagus Songgom / Ki Ageng Selo. Teman - teman yang mencangkul lainnya pada terpental, glasaran, pingsan, tetapi Ki Ageng justru masih berdiri tegak dengan tenangnya. Petir oleh Ki Ageng lalu dipegang dan disimpan di dalam batu. Kejadian lain waktu dialami juga Ki Ageng lalu diikat di pohon gandri.
Berita ini didengar oleh Sultan Trenggono di Kerajaan Demak. Akhirnya Ki Ageng diminta datang ke istana dan menunjukkan petir. Oleh Sultan di Demak petir yang sudah berada di dalam batu tadi diamankan di ruang (penjara red.). Tetapi tiba - tiba datang seorang nenek dengan tergopoh - gopoh menerobos kerumunan orang yang menyaksikan petir. Sesampainya di dekat tempat pengamanan nenek - nenek membawa bathok berisi air, lalu menyiramkannya ke bati petir tadi. Dengan cepat batu berkilat dan bersuara memekakkan telinga dengan suara "Dhuueer ..........."
Dengan Meledaknya batu tadi maka lepaslah petir yang sudah berhasil ditangkap Ki ageng dan dimasukkan di dalam batu. Ternyata nenek - nenek tadi adalah petir perempuan, sedangkan yang di dalam batu adalah petir laki - laki.
Menurut Abdul Syakur dari UNDIP dalam "Teknologi Tinggi Ki Ageng Selo" , dikatakan bahwa petir yang menyambar cangkul Ki Ageng, karena cangkul merupakan kapasitor listrik (penghantar aliran listrik. Sedangkan Ki Ageng tidak tersambar petir karena memegang doran / pegangan cangkul, dimana doran merupakan isolator listrik yang sangat amat kuat sekali, sehingga Ki Ageng tidak tersambar. Dengan demikian maka Ki Ageng meiliki teknologi tinggi dalam merancang pembuatan doran cangkul yang sangat disesuaikan dengan kondisi di lingkungan persawahan saat musim penghujan.
Bertalian dengan kerajaan Demak Ki Ageng Selo ada hubungan keluarga satu ayah lain ibu. Kalau Ki Ageng keturunan dari Garwo Permaisuri, tetapi Raden Patah (Sultan Alam Akbar Al Fattah nama kecil Jin Bun) berasal dari istri selir. Semua dari darahnya Kretabhumi dari Majapahit.
Demikian sekelumit tentang Ki Ageng Selo, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca budiman. Yayit. Kramat. Penawangan. Grobogan.